"Aku mulai berkisah,
tentang satu sahabatku yang lahir di
negeri orang
lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana.
Setiap kali ibunya hendak
menghidangkan daging ayam sebagai lauk,
ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian
punggungnya saja.
Hanya itu yang mampu ibunya beli.
Sahabatku pun beranjak besar tanpa
tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung.
Ia tidak tahu ada paha, dada, atau
sayap.
Punggung menjadi satu-satunya
definisi yang ia punya tentang ayam.
Aku sampai di bagian bahwa aku telah
jatuh cinta.
Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas
punggungnya saja.
Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan
kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang
lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara,
langit, awan, atau hujan.
Seseorang yang selamanya harus
dibiarkan berupa sebentuk punggung
karena kalau sampai ia berbalik niscaya
hatiku hangus oleh cinta dan siksa."
0 comment:
Post a Comment