Tuan, maafkan aku ya. Karena sifat acuhku,
karena akuyang terlalu sering mengabaikanmu dulu, hingga membuat kau lelah dan ingin
menyerah. Aku tahu aku bodoh, karena
telah mengabaikan orang sebaik dirimu, dan mengejar orang yang jelas-jelas tak
pantas untuk dikagumi. Aku seperti mengejar layang-layang putus, Tuan! Berlari,
berlari, dan terus berlari tapi hanya angan kosong saja yang kudapat. Orang itu
bahkan tak pernah berusaha untuk membuka hatinya untukku, dia hanya melukai perasaanku
bertubi-tubi. Bodoh, bukan? Sudah kubilang aku bodoh, polos, dan tak pernah
mengenal arti cinta secara nyata.
Mungkin ini yang orang sebut karma.
Meninggalkan dan ditinggalkan, semua pantas aku terima.
Tuan, aku masih ingin berterimakasih
atas perhatian-perhatianmu, senyummu, dan matamu yang bercahaya, indah. Semua
hal yang ada dalam dirimu sangatlah indah. Melihatmu di pagi hari saja sudah
sanggup memberiku asupan semangat untuk tersenyumsepanjang hari. Tapi aku terlambat
menyadari itu, karena kau kini telah mengagumi gadis yang lain. Gadis
yang mungkin jauh lebih baik daripada aku. Gadis yang bisa menyayangimu lebih.
Aku tidak pernah menyalahkan perasaanmu saat ini, karena aku dulu pun melakukan hal yang sama.
Aku benar-benar rindu, rindu padamu,
di saat aku tidak punya alasan lagi
untuk menampakkan batang hidungku di hadapanmu. Aku terlalu sering membuatmu
sedih dan kecewa. Tapi, salahkah jika aku berharap perasaanmu dapat kembali lagi
seperti dulu?
Aku ingin melihat senyummu itu tiap
hari dalam hidupku, aku ingin merasakan dekapanmu setiap waktu, aku ingin kau
terus berada di sampingku.
Dunia ini memang seringkali
terbalik, Tuan! Tidak butuh waktu lama untuk menyadarkanku bahwa sebenarnya,
aku suka, sayang, dan jatuh cinta padamu. Aku harus berbuat apa untuk perasaan
yang benar-benar rumit dan tak bisa kujelaskan ini? Menyebalkan, seandainya daridulu aku tahu bahwa kau lah orang yang kucari untuk
melengkapi sebagian sisi diriku yang egois
Tuan, bisakah itu terjadi? Bisakah kau
benar-benar hadir dalam hidupku, tidak hanya muncul sekelebat dalam mimpiku?
-S-

0 comment:
Post a Comment